untitled.

Dan kamu akhirnya pergi juga, seperti yang telah kukira-kira, tanpa aba-aba.

Matikan saja semuanya. Semua hal yang bisa menghubungkan kita. Kamu telah melakukannya dengan baik sejauh ini, terima kasih, aku akan sedikit membantu meringankan jalanmu melangkahkan kaki.

Benci aku jika itu memang perlu. Agar langkahmu lebih ringan dari sehelai bulu. Dan jangan kembali dengan senyum itu. Aku tidak suka ditinggalkan dengan caramu. Aku tidak suka mendapati semua pesanku tertahan di ujung sana, sedangkan kamu nyata sedang terjaga. Aku tidak suka menyadari, bahwa kamu sedang mengusirku lebih jauh lagi dari hidupmu.

Aku marah. Ya. Setelah sebelumnya berucap maaf lalu tersadar, kamu sudah terlebih dahulu bertindak tanpa satu kabar saja.

Dan terima kasih untuk……




apa saja yang pantas…

"Somebody That I Used To Know"

Masih saya ingat jelas berita-berita tentang seorang artis dangdut yang “kemana…kemana” dan pacarnya yang berpotongan rambut cepak berseliweran di banyak channel tv nasional. Oh, kala itu saya berpikir, beruntungnya si artis ini, diberi nama sesuai parasnya –Ayu-, tenar dadakan dan langsung bisa memperbaiki keadaan ekonomi keluarganya, dan dengan tiba-tiba muncul seorang prince charming  yang konon katanya pengusaha tapi masih tetap berusaha mengekori si Ayu ini kemana pun ia pergi. Mereka terlihat seperti anak kembar, menurut saya, ketimbang sepasang kekasih.

Waktu bergulir, berita gosip yang ditonton marathon oleh Ibu saya masih saja menampilkan wajah sang biduan dan kekasih plontosnya. Tapi kali ini mereka akan segera melangsungkan pernikaha. Ah, lagi-lagi sejumput rasa iri menggelitik sudut hati saya. Cantik, muda, kaya, dan mendapatkan cinta.

Namun, ada yang aneh kemudian. Acar gosip di tv tidak lagi menyajikan kemesraan sang biduan yang baru saja menyandang gelar istri, namun pertengkaran demi pertengkaran dan sang biduan sedang hamil.

Mereka bertengkar, selayaknya musuh yang sebelumnya tidak pernah mengenal, yang sebelumnya bukan sepasang kekasih. Tidak ada cinta disana, tidak ada sayang. Yang ada hanya amarah dan dendam.

Now and then I think of when we were together
Like when you said you felt so happy you could die
Told myself that you were right for me
But felt so lonely in your company
But that was love and it's an ache I still remember

You can get addicted to a certain kind of sadness
Like resignation to the end, always the end
So when we found that we could not make sense
Well you said that we would still be friends
But I'll admit that I was glad it was over

Dan di antara ketiadaan kerja dan gaji seperti ini membuat saya semakin punya waktu untuk berpikir. Cinta bisa hilang, berubah menjadi dendam, lalu saling tidak mengenal. Cinta bisa membuat orang menempel setiap saat lalu berubah memaki siapa saja. Cinta bisa terwakilkan lewat senyuman, sedetik kemudian cinta bisa berubah menjadi hinaan, hilang tak berbekas.

Lalu mengapa masih saja orang mengambil cinta sebagai acuan untuk hidup bersama?

Karena tidak akan ada yang tahu selain Tuhan rupa cinta yang sesungguhnya. Kadang ia bersayap putih, namun tak jarang ia bertanduk dua. Kadang ia tulus mengisi relung, namun bukan tidak mungkin ia punya maksud lain di baliknya.

Who knows?

But you didn't have to cut me off
Make out like it never happened and that we were nothing
And I don't even need your love
But you treat me like a stranger and that feels so rough
No you didn't have to stoop so low
Have your friends collect your records and then change your number
I guess that I don't need that though
Now you're just somebody that I used to know

Dan suara Gotye masih mengalun indah di kedua telinga saya.