Aku ingin terbang. Mungkin ke Nigeria, atau langit Segitiga
Bermuda. Kemana saja. Satu hal yang kutahu, tidak ada kepastian sebelum sebuah
keraguan. Kita tidak mungkin bisa melihat pelangi, sebelum hujan pergi. Ada atau
tidak adanya luka setelah pertengkaran, itu semua tergantung dari caramu
menyikapinya. Pilih disayat dengan belati atau berpura-pura tergores pisau
mainan. Jangan katakan padaku tentang harga diri, atau ceritamu soal
dikhianati. Tidak akan lebih mengerikan dari air mata Ibumu. Ibumu. Tapi mungkin
kamu tidak tahu, atau sengaja menolak tahu. Atau bisa saja cinta yang sekarang
memutar kepalamu kemana ia mengarahkannya.
Aku terkesiap. Tatkala jarimu menunjuk-nunjuk jumawa ke
seluruh penjuru. Siapa yang sebenarnya coba kau ajari? Aku duduk di sudut
ruangan menggigil ngilu. Siapa yang sebenarnya coba kau congkaki?
Mungkin aku.Mungkin Ibumu. Tidak mungkin perempuan itu.
Segala yang telah terjadi. Semua air mata yang terbias
selama ini. Aku tidak mengutuk, tidak juga menyumpahi.
Hanya saja…
Aku ingin terbang. Mungkin ke Nigeria. Atau langit Segitiga
Bermuda.