"Love is easy. But…I’M NOT EASY."
Saya percaya cinta itu ada. Cinta bisa hadir di berbagai kesempatan dan kesempitan. Di kesusahan dan kebahagian. Di kesengajaan dan kecelakaan. Cinta bisa ada dengan cara yang masuk akal sampai di luar logika. Sederhana sampai njelimet.
Asal tidak ada saya di dalamnya.
Cinta itu gampang saja. Bisa hadir dari pandangan yang saling bertemu secara tidak sengaja, dari rentangan waktu yang panjang sebagai seorang sahabat, dari perkenalan tidak sengaja di jejaring sosial, dari perjodohan dua keluarga, dari antrian panjang di sebuah bank, bahkan dari sebuah permusuhan berdendam kesumat.
Cinta itu gampang saja.
Saya bisa saja jatuh cinta. Dari berbagi kursi di Damri, pulsa yang nyasar masuk lalu diminta kembali, perkenalan dari teman ke teman, bahkan dari sebuah tulisan di blog lalu saling bertukar info. Cinta itu seharusnya gampang saja. Tapi nyatanya tidak seperti itu.
Hal yang saya tuliskan di atas hanyalah sebagai awal untuk cinta itu ada. Masih ada tahap-tahap selanjutnya untuk memastikan cinta itu benar ada. Proses, sebut saja begitu. Setelah berbagi kursi di Damri, bertukar info diri termasuk nomor yang dapat dihubungi, lalu mulai menjalin komunikasi, mempelajari sifat satu sama lain -percikan yang ada saat awal dulu dapat hilang atau berganti menjadi sesuatu yang lebih besar. Lalu di akhir, konklusi tentang cinta itu baru bisa disimpulkan.
Cinta itu gampang. Prosesnya yang nggak gampang. Setidaknya buat saya.
Saya tidak suka proses untuk bisa mengkonklusikan saya cinta atau tidak. Sesimpel apapun itu.
Lalu seperti apa?
Sistem kerja cinta untuk saya itu seharusnya hanya ada satu, yaitu seperti ini: terbiasa.
Jika cinta, katakan saja di awal. Lalu buatlah saya terbiasa. Tidak perlu melalui begitu banyak proses hanya untuk bisa mengkonklusikan cinta. Tidak perlu tarik-ulur. Tidak perlu menerka-nerka. Tidak perlu trik-trik khusus. Tidak perlu tetek-bengek rayuan. Tidak perlu menjadi most-mysterious-man in the universe sehingga saya penasaran. Biasakan saya. Cukup seperti itu.
Sistem kerja cinta untuk saya. Seharusnya seperti itu. Seharusnya.
But who knows?
0 komentar:
Posting Komentar