Surat Buat Papa

Papa, sudah hampir 3 tahun Mama meninggalkan kita. Aku, Danu, Indri memang merindukan Mama. Tapi, Pa, apa Papa tahu kalau di malam hari, Danu sering menangis dalam tidurnya? Ketika aku menyeka keningnya yang berkeringat, Danu akan terbangun lalu dia akan berkata dengan suara serak, “Kak Lia, Danu kangen Mama…”

Aku akan memeluknya, Pa. Mengelus pundaknya perlahan yang basah oleh keringat. Lalu aku akan mendendangkan lagu yang biasanya Mama nyanyikan untuk Danu sebelum Danu tidur. Danu bilang suaraku tidak merdu. Tidak seindah suara Mama.

Papa, aku sangat menyayangi Mama. Sangat berat menjalani hidup tanpa Mama. Indri pun begitu. Apa papa tahu Indri kesulitan membaca? Kata Bu Guru Asih kepadaku, mungkin Indri mengidap penyakit, Pa. Bu Guru Asih memintaku menyampaikan pada Papa agar dapat membawa Indri ke dokter untuk dapat diperiksa. Tapi sayang, Papa terlalu sibuk untuk bisa diajak ngobrol empat mata.

Papaku sayang, aku tahu, juga Danu, juga Indri. Kalau Papa sangat kesepian sekarang. Maka Papa menyibukkan diri dengan pekerjaan. Aku tahu Papa sangat menyayangi Mama. Tapi, Pa, apa Papa tidak ingin mencari pengganti Mama? Aku, Danu, dan Indri setuju-setuju saja asal itu pilihan terbaik Papa dan dia dapat menyayangi aku, Danu, dan Indri dengan tulus. Siapa saja boleh kok, Pa. Tidak cantik seperti Mama pun boleh. Asal hatinya mulia.

Tante Amira orangnya baik lho, Pa. Apalagi dia dari Jakarta. Indri menyukainya, katanya Tante Amira cantik, pakaiannya bagus. Indri bilang, kelak setelah besar ingin ke Jakarta juga dan jadi cantik seperti Tante Amira. Danu juga suka kok sama Tante Amira. Tante Amira itu ya, Pa, orangnya lucu, pinter bikin Danu ketawa. Udah gitu jago bikin Danu mau makan sayur.

Aku? Aku sih terserah Papa saja. Danu dan Indri sudah suka. Aku juga senang jadinya sama Tante Amira. Masakan Tante Amira enak, Pa!

Udah dulu ya, Pa. Suratnya jadi kepanjangan. Papa kan sibuk.



Banyak cinta dan sayang buat Papa dari aku, Danu, dan Indri.















P.S: Pa, kemarin itu aku ngintip Tante Amira pipisnya sambil berdiri. Emang perempuan Jakarta kalo pipis berdiri ya?

0 komentar:

Posting Komentar