Dan Jika...


Dan jikalah memang aku yang merampas paksa kebahagiaan kalian berdua, maka mengapa menghujat di belakangku? Cukuplah katakan, bahwa akulah peran jahat disini, di lakon bertema cinta ini yang di dalamnya ada kamu, dia, dan aku, juga para figuran yang tidak tahu-menahu apa yang sebenarnya tengah terjadi, tapi merasa punya peran penting di dalamnya. Aku akan pergi, dengan keikhlasan yang tidak mampu kalian bayangkan.

Dan jikalah aku begitu licik di mata kalian, maka mengapa begitu tunduk di bawah kejahatanku? Cukuplah berontak, menegaskan, bahwa aku telah berbuat dosa, menghalangi-halangi dua anak manusia yang tengah di mabuk asmara untuk bisa menggenggam tangan bersama di depan khalayak ramai. Aku berani bersumpah, jika saja…jika saja kamu meminta, aku akan mengizinkan. Dengan sepenuh hati yang tidak bisa kalian lakukan.

Dan jikalah namaku begitu hina untuk disebut, maka mengapa masih saja begitu nyaring memanggilku di keramaian dengan senyum palsu itu? Cukuplah untuk memberitahuku, bahwa kalian sudah enggan melafalkan namaku dan berhentilah menyebutku “si itu”. Sungguh perih mendera, saat tahu, bahwa kalian yang selama ini kuhormati ternyata begitu memandangku busuk.

Dan jikalah ini semua aku penyebabnya, maka mengapa kamu diam saja dan begitu menikmati tragedi? Tidakkah ada secuil saja rasa kasihanmu untukku? Aku disini, sedang berusaha, memperbaiki apa yang telah pincang. Sedangkan kamu disana? Mulai membuat matahari baru. Bukan aku yang tidak sudi melepaskanmu. Tapi kamu yang terlalu serakah untuk dicintai. 

Ah, aku rasa tidak ada guna untuk berharap kamu akan mengakui segalanya. Segala yang sebenarnya terjadi. Di lakon ini. Antara kita, kamu, aku, dan dia. Yang para figuran itu tidak tahu. Yang para figuran itu menyangka akulah si Buruk Rupa. Karena kuping mereka hanya sebelah. Yang diisi dengan cerita-ceritamu. Dan curhat-curhatnya. Tanpa pernah tahu, akulah, yang mengiris hati, mengunyah perih, membuai sakit.

Dan jikalah dia memang yang untuk saat ini ingin kamu miliki, kenapa terus menggantungkan kesempatan di pintu hatiku?

Tidakkah kamu bisa merasa bahwa itu cukup menyakitkan?

Tidakkah?


0 komentar:

Posting Komentar