cukup_


Untuk satu titik berpendar ungu mengelabui hati. Ada banyak yang ingin tercerita padamu. Tercerita. Bukan mencerita. Atau bercerita. Aku ingin bersamamu menjadi segala ketidaksengajaan. Ketidaksengajaan yang disengajakan Tuhan untuk terjadi di antara kita. Aku ingin semuanya mengalir begitu, apa adanya, tidak perlu direkayasa. Tidak butuh disengaja.

Aku menginginkanmu untuk hadir di setiap lini hidupku. Tidak berbatas. Dan tidak terbatas. Apalagi membatas. Aku ingin segalanya serba kamu. Dimana aku bisa merasakan adanyamu di setiap lekuk jemari aku menyentuh sesuatu atau di setiap tarikan nafas meski kamu sedang tidak bersisian denganku.

Aku ingin sesederhananyamu dalam kerumitan hidupku. Di antara semua yang terjadi, aku ingin selalu merasai hadirmu ada disini. Meski tak nyata. Meski tak kasat mata. Dan meski sebatas mengangani saja. Meski apapun itu. Aku tidak akan mencelanya.

Merasa, dirasa. Terasa. Kadangnya tidak mampu, seringnya memang begitu. Aku. Kamu. Bukan jarak terbentang yang membenteng. Bukan pula rindu mencandu yang mulai meracuni darah yang menderu. Bukan. Tapi rasa. Rasaku yang tidak lagi bisa merasai, tangan ini milikmu, bibir ini untukmu, dan desahan nafas ini mensyarati namamu agar dapat terbuang.

Segala yang dulunya cukup. Segala yang sekarang tidak lagi cukup. Segala tentang kamu. Atau hanya tentang aku?

Aku tidak tahu…


2 komentar:

  1. Anonim18.54.00

    gambarnya buat aku teringat sma pilem2 trhiller :|

    BalasHapus
  2. Anonim19.28.00

    hmmmm, sepertinya belum cukup :D

    BalasHapus