Aku sudah harus berjalan lagi,
setelah sebelumnya terhenti.
Hidup.
Bagaimana aku memprediksinya? Jika
ketetapan hanya milik Sang Pencipta. Aku mungkin punya rencana walaupun tidak
semua tersusun rapi seperti buku-buku di dalam rak lemari. Tetapi tidak ada
yang bisa memberitahuku, akan seperti apa rencana-rencanaku itu. Selain waktu.
Ya. Menunggu.
Aku percaya di balik semua
rencana yang tidak Ia setujui menjadi nyata, Ia punya rencana yang jauh lebih
pantas untukku. Hanya saja semuanya butuh proses kan? Dan proses adalah berlalunya
waktu. Aku butuh merasakan kegagalan demi kegagalan ini, aku butuh diingatkan,
aku butuh merasa membutuhkan-Nya. Dan pada akhir proses segala, semua akan
berpulang pada-Nya.
Aku menyerahkan semua
mimpi-mimpiku pada-Nya.
Bukan pasrah. Bukan. Malah harus
lebih berani berharap jauh lebih tinggi lagi. Jika sketsa mimpiku yang segini
saja enggan Ia lukis di dalam nyata, pasti aku pantas untuk di tempatkan di sketsa
yang lebih indah.
Bersemangat :)
Salam kenal len...
BalasHapussalam kenal juga :)
BalasHapusharus aku panggil apa?