Memeluk Mentari


Memang salahku sedari awal memberimu mentari. Membolehkanmu menyentuhnya, mengecup mesra setiap kali ia akan pergi ketika malam sudah menanti.

“Mentari ini milikku.”

Ucapmu suatu waktu, memeluknya erat, seakan ia akan meledak tak bersisa membaur bersama udara. Setidak rela itu kamu untuknya. Aku mengerti.

Namun, ada kalanya mentarimu tidak bisa kamu peluk, dekap erat tak mau lepas. Ada kalanya ia tidak mau, hanya mau sendiri, hanya ingin begitu. Ada kalanya ia ingin berjarak darimu, berbagi cerita-tawa-suka-bahagia bersama. Ada kalanya seperti itu.

Mentarimu memang hanya milikmu. Sudah kuniatkan seperti itu. Sudah kuikrarkan untuk utuh menjadi milikmu. Namun, terkadang, ia pun ingin sendirian menikmati hangatnya.


1 komentar:

  1. Anonim14.15.00

    ngga sengaja nemu blog ini...bagus,keren...ada beberapa yg ngena banget..:)
    keep posting sist..

    BalasHapus