Memang salahku
sedari awal memberimu mentari. Membolehkanmu menyentuhnya, mengecup mesra
setiap kali ia akan pergi ketika malam sudah menanti.
“Mentari ini
milikku.”
Ucapmu suatu
waktu, memeluknya erat, seakan ia akan meledak tak bersisa membaur bersama udara.
Setidak rela itu kamu untuknya. Aku mengerti.
Namun, ada
kalanya mentarimu tidak bisa kamu peluk, dekap erat tak mau lepas. Ada kalanya
ia tidak mau, hanya mau sendiri, hanya ingin begitu. Ada kalanya ia ingin
berjarak darimu, berbagi cerita-tawa-suka-bahagia bersama. Ada kalanya seperti
itu.
Mentarimu memang
hanya milikmu. Sudah kuniatkan seperti itu. Sudah kuikrarkan untuk utuh menjadi
milikmu. Namun, terkadang, ia pun ingin sendirian menikmati hangatnya.
ngga sengaja nemu blog ini...bagus,keren...ada beberapa yg ngena banget..:)
BalasHapuskeep posting sist..