Jatuh cinta. Ya. Saya tahu. Hampir semua orang pernah jatuh cinta. Termasuk saya. Indah yak rasanya pas jatuh cinta? Iiih, mood baiiiik selaluuuu. Ngapa-ngapain aja enak. Dan semua kesulitan enggak berasa sama sekali. Karena apa? Karena fokus hidup kita tidak sedang di kita, tapi di orang lain.
Saya jadi inget sepenggal lirik lagu Titiek Puspa.
Jatuh cinta berjuta rasanya
Biar siang biar malam terbayang wajahnya
Jatuh cinta berjuta indahnya
Biar hitam biar putih manislah tampaknya
Jatuh cinta itu bikin kita loveable. Apa-apa ditanggepin positif. Bunga akasia, bunga temlek ayam, bunga melati, dan beberapa bunga lainnya yang ditanam Ibumu di halaman depan rumah serasa mekar semua dan mengeluarkan aroma harum. Kamu mendadak menjadi seperti di iklan pengharum ruangan. Dengan slow motion, kamu berputar-putar menikmati kesejukan dan harumnya bunga. Rambutmu yang tergerai melambai-lambai diterpa angin sepoi. Pokoknya duniamu mutlak indah.
Tapi pernah enggak sih kamu jilat ketek sendiri pas lagi jatuh cinta? Coba deh sekali-sekali. Kalau enggak bisa jilat punya sendiri, pinjem punya temen atau saudara sendiri. Disarankan yang belum mandi 2 hari. Supaya lebih nendang sensasinya.
Apa rasanya? Kecutkah? Iyak. Kecut. Oke. Saya ngaku, saya udah pernah. Udah pernah jatuh cinta dan udah pernah jilat ketek sendiri. Rasanya beneran enggak enak. Tapi mungkin yang enggak enak itu yang bisa sadarin kamu kalau kamu sedang enggak berada di iklan pengharum ruangan.
Jatuh cinta memang indah. Tapi seringnya kita lupa kalau bumi semakin memanas dan illegal logging semakin meraja-lela. Kita lupa kita makhluk sosial yang tinggal di tengah-tengah kehidupan orang lain yang perlu kita akui dan perhatikan juga keberadaannya. Kita lupa kalau bumi ini milik bersama. Bahkan kita lupa betapa menyedihkannya kita saat enggak punya cinta dulunya dan ada mereka-mereka yang melipur lara kita. Kita seakan buta.
Jatuh cinta membodohi kita. Kita mulai merasa sok nggak butuh sama yang namanya manusia lain selain dia. Orang-orang yang masih mencoba meraihmu kembali berpijak di bumi kamu anggap penganggu yang hanya sirik karena sekarang, akhirnya, kamu punya cinta yang diidam-idamkan sejak dulu. Perkataan-perkataan mereka hanyalah bisikan angin yang hanya terasa sebentar lalu hilang begitu saja. Kamu seakan lupa kalau kamu bukan bidadari yang sedang berkunjung sebentar ke bumi lalu melayang, kembali lagi ke kahyangan.
Kalau kamu sedang berada di fase ini, kamu sudah enggak tertolong.
Maka, kalau kamu enggak pengen kehilangan orang-orang terbaik di hidupmu hanya karena seorang yang sedang bikin kamu klepek-klepek kayak ikan terdampar, kamu bisa lakuin ini:
Jilat ketekmu sendiri. Kecut memang. Tapi itu akan segera menyadarkanmu. Bahwa rasa jatuh cinta itu bukan hanya manis, tapi juga kecut. Manis untukmu, tapi kecut untuk orang-orang di sekitarmu.
Dunia serasa milik berdua. Yang lain? Pada ngontrak.
0 komentar:
Posting Komentar