Patah Hati (Part I)

Apa itu patah hati?

Patah hati merupakan kata kiasan yang terdiri dari dua kata yang masing-masing memiliki arti sendiri, yaitu: Patah dan Hati.

Patah: Putus (biasanya tidak sampai tercerai-berai atau lepas sama sekali)

Hati:
1. Alat organ badan yg berwarna kemerah-merahan di bagian kanan atas rongga perut, gunanya untuk mengambil sari-sari makanan di dl darah dan menghasilkan empedu
2. sesuatu yg ada di dl tubuh manusia yg dianggap sbg tempat segala perasaan batin dan tempat menyimpan pengertian (perasaan dsb)
(Sumber: Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Tidak jelas sampai sekarang kenapa saat menyebutkan hati, kita menunjuk ke dada. Padahal jelas-jelas hati terletak di bagian bawah perut. Mungkin hati ditunjuk sebagai wakil pengganti perasaan. Mungkin saja.

Patah hati sering disinonimkan dengan sakit hati. Namun patah hati atau sakit hati disini bukan dalam artian harfiah. Saat seseorang mengalami patah hati, bukan berarti hatinya benar-benar patah. Atau saat seseorang mengalami sakit hati, bukan berarti ia menderita lever.
Tapi, patah hati disini merujuk pada perasaan seseorang yang sedang amat-sangat terluka.

Patah hati biasanya menyebabkan penderita mengalami penurunan semangat dan gangguan mood yang mengkhawatirkan. Penderita juga mungkin mengalami peningkatan nafsu makan drastis, terutama untuk makanan-makanan manis. Intensitas untuk bengong dan tiba-tiba menangis juga meningkat cukup tragis. Dan perlu diingat bahwa patah hati dapat menyebabkan gangguan jiwa dan kematian.

Penderita dapat ditolong dengan menyediakan berkotak-kotak tisu dan letakkan di tempat yang mudah dijangkau olehnya. Ditambah dengan kesabaran untuk mendengarkan keluh-kesahnya. Disini, juga dibutuhkan ketrampilan khusus, yaitu: dapat membaca gerakan bibir penderita saat ia berbicara tentang hatinya yang patah yang biasanya dicampur dengan isak tangis yang berujung pada ketidakjelasan artikulasi setiap pengucapan kata. Atau dapat menggunakan keahlian lain, yaitu kemampuan menebak kata saat pendengar hanya mampu menangkap suku kata awal saja.

Penderita patah hati harus dihindarkan dari tontonan sinetron ataupun film yang ber-genre romantic atau romantic-comedy. Juga lagu-lagu yang bertemakan cinta. Ajaklah ia menonton pertandingan tinju dan mintalah ia berkhayal bahwa yang ada di dalam pertandingan itu adalah dirinya dan individu yang sudah mematahkan hatinya. Insya Allah, biasanya ini manjur. Apalagi jika lawannya itu K.O.

Namun, jika penderita mengalami patah hati akut, atau biasa disebut dengan patah hati stadium akhir yang tinggal menunggu hari untuk mati, jangan gegabah dalam bertindak. Pastikan dulu di sekitarnya tidak terdapat benda-benda tajam yang dapat mengancam keselamatan nyawanya. Benda-benda tajam ini juga berlaku untuk cairan yang mengandung zat-zat beracun/keras. Lalu pastikan juga disekitar tempat tinggalnya tidak ada kios yang menjual tali rafia atau yang biasa kita kenal sebagai tali plastik. Jika sudah, bawalah ke pondok pesantren terdekat untuk dirukiyah dan diberi siraman rohani.

Banyak hal yang dapat memicu terjadinya patah hati.
Di antara hal-hal tersebut, yaitu:
- Melihat individu yang disuka ternyata telah memiliki kekasih.
- Dikhianati oleh individu yang telah berjanji seiya-sekata.
- Didepak padahal hati masih memerah-jambu.
- Mendapati kenyataan bahwa cinta hanya bertepuk sebelah tangan.
- Digantung tidak jelas lalu ditinggalkan.
- Dibohongi mentah-mentah.

Dan ini yang mungkin paling menyakitkan secara tidak langsung:
- Membuka akun facebook-nya dan membaca info: In A Relationship with…
Sungguh tragis…

Dan sepertinya sekarang saya juga membutuhkan pondok pesantren terdekat.


2 komentar: