Mari berbicara mengenai tinggi
badan dan cinta. Bukan bau badan dan cemekam. Tolong dibedakan.
Cinta itu sulit ditebak kapan
hadirnya, seringnya nggak bisa milih mau hinggap di siapa. Bisa sih mikir dan
nimbang dulu ini-itu sampe akhirnya mutusin dia pantes dikasih cinta dan juga
usaha, tapi tetep aja cinta itu gak bertuan, terserah ia mau kemana.
Kadang cinta datang di antara dua
orang yang sebenarnya kalau disandingkan berdampingan akan terlihat agak sedikit…..rancu.
Jika si Laki-laki lebih tinggi dari si Perempuan, maka itu hal yang lumrah. Namun,
jika sebaliknya?
Saya selalu nanya ke setiap
laki-laki yang saya temui. Soal momok ini.
Berani gak sih deketin perempuan yang
tingginya sangat jauh dari kamu?
Dan semua menjawab, “Berani!”
Saya kagum sama jawaban mereka
semua, alasan-alasan yang diberikan pun keren-keren. Tak ayal saya pengen
memacari mereka semua. *nah lho?* *lospokus*
Tapi kenapa kenyataannya gak kayak
gitu?
Bukan gak ada sih, ada dan gak
banyak pasangan yang terbalik seperti itu.
Karena apa? Karena dibutuhin
keberanian dan keikhlasan yang besar. Yang laki-laki harus berani dengan tinggi
badan seadanya ngedeketin perempuan yang dia taksir, dia harus berkorban harga
diri. Harga diri laki-laki adalah aset paling gak ternilai harganya bagi
mereka. Kalo gak bulat tekad? Pasti langsung berpaling ke yang sejajar atau
lebih pendek, ketimbang diketawain melulu sama temen. Dikatain menggapai
harapan palsu.
Sedangkan yang perempuan, ya itu,
harus siap dikata-katain oleh orang-orang sekitar mengenai pilihannya yang
jatuh pada laki-laki yang jauh lebih pendek darinya. Imbasnya? Kalo gak
kuat-kuat iman, bakal goyah, ujung-ujungnya nyerah deh. Lebih milih bunuh
perasaan ketimbang mati gengsi diledekin terus.
Kalo ternyata berhasil jadian? Siap-siap
aja terus menerus dihujani tatapan aneh oleh orang-orang dan siap-siap aja
banyak adegan di film-film romantis yang gak bakal bisa kalian praktekin
Oh ya, untuk yang perempuan,
siap-siap melambai selamat tinggal pada high-heels.
Karena teplek adalah sahabatmu kini.
0 komentar:
Posting Komentar