EURO udah mulai. Yang punya pacar
dan pacarnya gila bola udah bisa siap-siap dianggurin selama sebulan. Apalagi yang
baru-baru jadian dan masih anget-angetnya pelukan, tiba-tiba harus dilepas dan
didinginin. Hiiiiy….horor. Tapi yang lebih horor yang masih di-pedekate-in
terus dan gak dijadi-jadiin, mau cemburu gak bisa, gak cemburu, bisa-bisa kena
lever. Hiiiiiyy….
Bola dan perempuan memang selalu
jadi momok yang menakutkan. Dimana bola bisa nyingkirin prioritas perempuan di
hati laki-laki. Hiiiiy…horor bagi perempuan, biasa aja bagi laki-laki. Tapi bisa
jadi gak biasa buat laki-laki saat perempuan mulai berdemo meminta persamaan
strata dengan bola di hati mereka (laki-laki). Ini yang mulai bikin pusing,
sering memicu pertengkaran, dan bisa-bisa ujung-ujungnya putus.
Saat perempuan meminta perhatian
laki-laki tetap konstan bahkan di saat ada pertandingan bola, bagi perempuan
itu adalah pembuktian. Namun, saat laki-laki harus membagi perhatiannya saat
sedang fokus menyaksikan jalannya pertandingan, bagi laki-laki itu adalah derita tiada
akhir.
Solusinya? Pinter-pinter gimana
ber-deal aja. Tawar-menawar itu
penting. Jadikan bumi ini lebih go green.
You may say that’s a curse. But for me, it’s a sacrifice.
0 komentar:
Posting Komentar