Setiap hari bukan sebentarAkhir-akhir ini justru berlalu begitu cepatAku masih ingin saat ituAku masih ingin memejamkan mata tanpa takut ketika bangun hari sudah tak lagi samaAndai bisa tidak dicegah, ingin bertanya padamu saat iniSudah lelapkah? Bagaimana keadaanmu?Maaf, Len. Entah mungkin setiap kali dari banyak detik aku memikirkan banyak hal tentangmuUntuk kata-kata yang seharusnya bukan menjadi ucapanHanya aku tak ingin berpura-pura agar kamu tersanjungBukan itu, nyata sekalipun pahit tapi memang belum ada yang bisa mengalahkan kagum ini padamuDan belum ada yang bisa mengisi kekosongan ini ketika kamu tak adaRasanya saat ini ingin bertanya sesuatu tentangmu,Tapi semakin rasanya aku ingin tahu, aku semakin takut salah lagi.
Kamu bertanya sekali
waktu, masihkah kamu menyimpannya?
Entah. Entah
masih puluhan atau mungkin sudah ratusan kali puisi ini terbaca. Bukan terbaca,
namun sengaja kubaca. Aku bahkan menggilainya.
Tidak ada yang
spesial, tapi ada makna sakral yang tereja sempurna saat lidahku merapalnya.
Lalu kujawab…
Masih, karena hanya ini
–aksaramu- yang menjadi milikku.
–di dalam hati saja
[di dalam hati saja]
BalasHapusmakjleb, se jleb-jlebnya :D
iye, karena sesudah itu dia pensiun bikin puisi :D
BalasHapus