Maafkan Aku, Sayang...


Khilafku yang mengantarkanmu pada jurang kenistaan dan cacian orang-orang. Maafkan aku, Sayang. Tidak seharusnya kujarah tubuhmu sebelum waktunya, kubuka selangkanganmu sebelum kamu mengizinkannya. Maafkan aku, juga imajiku yang terlalu liar membayangkan tubuh polosmu. Maafkan juga hasrat bawah perutku yang mampu membutakan mata hati juga logika.

Aku hanya begitu tergiur pada semua yang ditawarkan molek tubuhmu yang kadang hanya dibalut selapis tipis kain yang potongannya tak simetris. Kamu begitu menggoda bagi laki-laki bejat sepertiku. Keberanianmu menantang birahiku membuat jantung berpacu setiap melihat mulus kulitmu yang tampak di kala pakaian semester tak jadimu itu tersingkap.

Sayang…aku mencintaimu. Sungguh. Namun bukan tidak ada nafsu di dalamnya. Aku laki-laki normal. Pun sangat mencintaimu, bukan tidak ada pikiran mencumbui  partikel-partikel tubuhmu. Aku begitu menginginkanmu. Kulakukan itu semua karena nafsu yang merajai akal sehatku.

Sayangku, maafkan aku yang kini harus pergi. Begitu pengecut menunjukkan diri. Kumohon maafkan aku, Sayang. Aku hanya tidak siap jika nafsu yang baru sekali meletup itu ditukar dengan seorang bayi mungil. Aku tidak siap jika pacuan yang baru sekali dipecut itu harus dibayar seharga masa depanku. Aku tidak siap.

Maka, kumohon dengan hidup dan matiku, maafkan aku…

Dan untuk ia yang sedang bertumbuh di rahimmu, semoga bijakmu dapat menuntun menuju keterbaikan pilihan.


3 komentar:

  1. Anonim21.35.00

    pilihan kata2 yang qe rajut selalu buat aku terpana. dan belakangan, setiap kali qe nulis aku was-was. juga kesal kadang cemburu, sebab aksara-aksara kamu lah yang selalu menggoda lelakiku. membuat dia terkagum akan tulisanmu. sementara tulisanku tak lebih dari cetakan-cetakan curhat semata.

    BalasHapus
  2. haruskah kita bertukar kekasih?
    tapi aku tidak rela...

    BalasHapus
  3. Anonim21.53.00

    aku juga gak rela. jelek-jelek dia pacar aku

    BalasHapus