Khilafku yang mengantarkanmu pada jurang kenistaan dan
cacian orang-orang. Maafkan aku, Sayang. Tidak seharusnya kujarah tubuhmu
sebelum waktunya, kubuka selangkanganmu sebelum kamu mengizinkannya. Maafkan aku,
juga imajiku yang terlalu liar membayangkan tubuh polosmu. Maafkan juga hasrat
bawah perutku yang mampu membutakan mata hati juga logika.
Aku hanya begitu tergiur pada semua yang ditawarkan molek
tubuhmu yang kadang hanya dibalut selapis tipis kain yang potongannya tak
simetris. Kamu begitu menggoda bagi laki-laki bejat sepertiku. Keberanianmu menantang
birahiku membuat jantung berpacu setiap melihat mulus kulitmu yang tampak di
kala pakaian semester tak jadimu itu tersingkap.
Sayang…aku mencintaimu. Sungguh. Namun bukan tidak ada nafsu
di dalamnya. Aku laki-laki normal. Pun sangat mencintaimu, bukan tidak ada pikiran
mencumbui partikel-partikel tubuhmu. Aku
begitu menginginkanmu. Kulakukan itu semua karena nafsu yang merajai akal
sehatku.
Sayangku, maafkan aku yang kini harus pergi. Begitu pengecut
menunjukkan diri. Kumohon maafkan aku, Sayang. Aku hanya tidak siap jika nafsu
yang baru sekali meletup itu ditukar dengan seorang bayi mungil. Aku tidak siap
jika pacuan yang baru sekali dipecut itu harus dibayar seharga masa depanku. Aku
tidak siap.
Maka, kumohon dengan hidup dan matiku, maafkan aku…
Dan untuk ia yang sedang bertumbuh di rahimmu, semoga
bijakmu dapat menuntun menuju keterbaikan pilihan.
pilihan kata2 yang qe rajut selalu buat aku terpana. dan belakangan, setiap kali qe nulis aku was-was. juga kesal kadang cemburu, sebab aksara-aksara kamu lah yang selalu menggoda lelakiku. membuat dia terkagum akan tulisanmu. sementara tulisanku tak lebih dari cetakan-cetakan curhat semata.
BalasHapusharuskah kita bertukar kekasih?
BalasHapustapi aku tidak rela...
aku juga gak rela. jelek-jelek dia pacar aku
BalasHapus