Saat itu hari hampir larut
dipeluk malam. Aku masih terjaga dengan flu yang tidak kunjung reda, juga demam
yang berulang kali menyapa. Mengingatmu. Di antara air mata yang kutahan
sedemikian rupa, aku masih berharap dapat mendengar suaramu.
Ingatkah kamu pada malam itu? Di
malam saat akhirnya aku mampu mendengar suaramu, di seberang mana. Kamu berbicara,
tidak dengan nada yang biasanya, terlalu pelan, hampir terdengar putus asa. Kamu
menyuruhku tidur. Aku hanya terdiam, tidak mengiyakan, tidak juga menolak. Karena
apa? Karena aku masih berharap bisa mendengar suaramu lebih lama.
Di antara senyapnya suara juga
sesaknya hati, tiba-tiba aku mendengar suara petikan gitar. Dan suara petikan
gitar itu berasal jemarimu. Aku masih terdiam. Menunggu. Lalu, perlahan
kudengar suaramu.
Di antara flu dan demam ini,
pertengkaran dan amarah yang belum selesai, di tengah malam, kamu memutuskan
menyapaku dengan petikan gitar dan sebuah lagu. Seperti mimpi. Ada isak yang
coba kutahan sekuat tenaga tatkala kudengar kamu menyanyikannya. Ada bahagia
yang luar biasa kala kutahu kamu masih merindukanku.
Tolong rasakan ungkapan hati
Rasa saling memberi
Agar semakin erat hati kita
Jalani kisah yang ada
Ku tak pernah merasa jemu
Jika kau selalu disampingku
Begitu nyanyian rinduku
Terserah apa katamu
Rasa saling memberi
Agar semakin erat hati kita
Jalani kisah yang ada
Ku tak pernah merasa jemu
Jika kau selalu disampingku
Begitu nyanyian rinduku
Terserah apa katamu
Rambutmu
Matamu
Bibirmu
Ku rindu
Senyummu
Candamu
Tawamu
Ku rindu
Beri aku waktu sedetik lagi
Menatap wajahmu
Esok hari ini atau nanti
Mungkin tak kembali
Matamu
Bibirmu
Ku rindu
Senyummu
Candamu
Tawamu
Ku rindu
Beri aku waktu sedetik lagi
Menatap wajahmu
Esok hari ini atau nanti
Mungkin tak kembali
Iwan Fals - Rinduku
0 komentar:
Posting Komentar