Saya Mau Mati Muda

"Nggak ada yang bikin kamu punya motivasi lebih besar untuk mengakhiri hidup kamu selain mengetahui bahwa mantan murid kamu ternyata sudah married."

Di suatu malam, saya diajakin ke salah satu resto di Banda Aceh untuk makan malam. Begitu sampai disana, saya bertemu Tante temen lama saya. Saya salaman, cupika-cupiki, dan akhirnya tiba di pembahasan mengenai anak-anaknya. Dua orang anaknya dulu adalah murid private Bahasa Inggris saya. Haduh, jangan syok gitu dulu. Bahasa Inggris say amah pas-pasan. Tapi saya nekat aja.

“Tasya dan Bella apa kabar, Tante?”, saya nanyanya gitu.

“Oh, Bella sekarang kuliah di Hukum USU. Kalo Tasya sudah kerja di BPN (kalo enggak salah kuping saya denger).”

Oke. Saya ingin ada yang rela memutilasi saya. Apa-apaan ini? Udah kerja? Umur anak tertuanya kira-kira 20 tahun dan sudah kerja. Sedangkan saya?! Saya?!
Saya sok cool aja. Sok enggak ngaruh denger kalimat Tante tadi. Padahal dalam hati, saya udah nangis darah.
Bagi yang berminat memutilasi saya, silahkan kirimkan CV anda ke desrianharleni@ymail.com. Paling lambat 31 Mei 2011.

Saya cuma bisa membulatkan mulut menanggapi jawaban Tante temen saya itu.

“Tasya kan dulu kuliah di Jogja, D1. Sekarang sudah kerja di BPN. Sudah nikah.”

WDF?!  Nikah?! Nikah?!

MENIKAH?!

MARRIED?!

OHMAIGADDEMSYEEEEET…..

Saya enggak jadi minta dimutilasi. Saya mau bunuh diri aja. Mungkin saya sudah harus mulai memikirkan cara bunuh diri yang tepat dan benar, yang cepat dan minim sakit.

Punya saran? 

0 komentar:

Posting Komentar