Siang Ini

"Di saat saya pikir saya sudah bebas, ternyata Tuhan tidak berpikir demikian."

Saya bukan mau bahas takdir sekarang ini. Itu tema yang paling enggak masuk di saya, selain masalah cinta.

Saya cuma murni mau curhat tanpa embel-embel ngeluh. Saya enggak ngerti kenapa jadinya mesti gini. Di saat saya sudah siap menerima logika saya yang patah dan ekspektasi saya yang ternyata hanya berbuah nol besar, saya malah disuguhkan realita seperti sekarang ini. Ya. Saya sudah memutuskan untuk berhenti berharap dan melupakan Plan C dalam hidup saya. Sudahlah, saya sudah hilang cara.

Tapi, siang ini, saya mendapati, lagi-lagi, keputusan yang sudah saya ambil, dibalikkan oleh Tuhan 180 derajat. Saya pikir dengan saya merubah rutinitas saya di malam hari menjadi siang, saya akan bisa terbebas dari hal ini, yaitu bertatap muka dengannya yang berimbas pada sakit logika lagi, lagi, dan lagi.

Dan siang ini? Kenapa shift-nya harus berubah? Kenapa di saat saya memutuskan untuk datang pada siang hari, dia malah juga kebagian shift siang? Kenapa?!
Saya enggak punya jawabannya.

Tuhan, tolong jangan bikin saya kembali berharap. Saya mohon.
Dan semoga shift itu hanya sementara. Amin.

0 komentar:

Posting Komentar